Lembaga Masyarakat Adat Kampung Tsinga, Waa/Banti dan Aroanop (LMA TSINGWAROP) menggelar sosialisasi penguatan Lembaga Adat. Sosialisasi ini di lakukan, di salah satu Hotel Jl. Budi utomo, Timika, Papua Tengah (04/07/2024).
Ketua LMA Tsingwarop,
Litinus Niwilingame mengatakan, lembaga ini bertujuan untuk menyikapi banyak hal yang sudah maupun akan terjadi di daerah kami. Daerah kami akan terus berkembang, seiring berkembangnya jaman dan adanya perusahaan. Akan ada hal positif maupun negatif yang akan terjadi di daerah kami tiga Kampung Tsingwarop, sebagai pemilik hak ulayat di Lembah dan Gunung Nemangkawi.
LMA Tsingwarop berdiri untuk mempertahankan hak-hak masyarakat, adat dan nilai-nilai tatanan masyarakat. LMA-Tsingwarop mengkolaborasikan antara Tokoh-tokoh adat, kaum Intelektual hingga Tokoh-tokoh pemuda.
Kami menggagas berbagai ide dan program, agar nilai-nilai positif dalam masyarakat tidak punah, dan terus eksis seiring berkembangnya perusahaan dan jaman. Biarpun banyak kepentingan dari berbagai pihak yang datang ke tempat kami, dengan ancaman yang begitu serius, tapi kami mempunya tujuan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai tatanan masyarakat adat kami.
Litinus Niwilingame
Ke depan kami akan menjalin hubungan kerja sama dan bermitra, baik dengan Pemerintah, Stakeholder dan PT Freeport Indonesia (PTFI). Kami penjaga sapi induk besar yang memberi makan, susu dan madu kepada semua pihak. Kami pemilik dan penjaga harus diperhatikan.
Kami berharap lembaga ini bisa memproteksi hak-hak dasar masyarakat kami, bukan hanya berorientasi uang. Tapi yang lebih besar dari itu, adalah nilai-nilai adat masyarakat kami tiga Kampung Tsingwarop.
Litinus Niwilingame
Pemerintah Kabupaten Mimika, melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Kesbangpol) Mimika, Yan Selamat Purba mengatakan, organisasi di bentuk dengan sukarela, dan harus memiliki AD/ART organisasi, sehingga akan saling menghargai dan mengakui.
AD/ART organisasi adalah panglima tertinggi, dalam suatu organisasi. Itu harus di hargai dan di hormati. Nanti, kalau mau mengubah-ubah itu, bikin musyawarah, kalau tidak, akan ada tandingan-tandingan lainnya. Apabila ada masalah, selesaikan di honai. Kita menghargai adat, sehingga saya ingatkan untuk kita lestarikan adat itu.
Yan Selamat Purba.
Ia juga menyampaikan tujuan dari LMA adalah, program-program harus dikerjakan, untuk melestarikan, bagaimana adat-istiadat ini tetap ada, berjalan dan tetap eksis. LMA selaku lembaga adat harus menjalin hubungan baik dengan lembaga adat lainnya, Lemasa, Lemasko dan lainnya.
Harus diskusi dengan lembaga adat lainnya, tatanan harus di jaga supaya eksis. Kata kasarnya, jangan sampai anak tidak hargai orang tua. Jadi harus diskusi baik dengan lembaga adat lainnya.
Ia juga berharap, kita semua harus merasa bangga dan hebat oleh karena budaya. Ini tidak boleh terkikis apalagi punah. Kita harus terus mempertahankan adat dan budaya.