Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Mimika menggelar Sosialisasi Dan Analisis Situasi Dalam Rangka Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Mimika.
Kegiatan sosialisasi dilakukan di salahsatu Hotel, Jalan Hasanuddin, Mimika, Papua Tengah, Kamis (03/07/2205)
Tujuan kegiatan aksi I ini yaitu agar tersediannya pelaku percepatan penurunan stunting tingkat kampung, dan kelurahan. Serta pembinaan dan peningkatan kapasitas pengampu percepatan penurunan stunting di tingkat kampung dan kelurahan,” ucap Kepala DP3AP2KB Kabupaten Mimika Priska Kum saat membacakan laporan panitia.
“Percepatan penurunan stunting adalah sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan semua pihak terkait dalam rangka penurunan angka stunting di Indonesia, secara khusus di Kabuapten Mimika,” jelanya.
Priska menjelaskan bahwa setiap upaya yang di lakukan dalam rangka penurunan stunting di Kabupaten Mimika, di lakukan secara holistik dan terintegeasi. Dan salah satunya yaitu dengan pembinaan pelaku dan pembinaan pemerintah kampung, kelurahan, serta sistem monitoring data stunting.
Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Mimika Anaias Faot dalam sambutannya menyampaiakan bahwa stunting merupakan masalah serius yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia.
Anak-anak yang mengalami stunting dijelaskan Ananias akan beresiko mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan kognitif, serta rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, pencegahan dan percepatan penurunan stunting menjadi prioritas utama dalam pembangunan di Kabupaten Mimika.
Ananias mengungkapkan bahwa tahapan dalam aksi konvergensi dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting yaitu mencakup analisis situasi, proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi yang dilakukan di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan.
“Kegiatan konvergensi ini terdiri atas aksi utama dan aksi pendukung yang sailing melengkapi dalam mencapai tujuan penurunan stunting secara efektif,” jelanya.
Pelaksanaan aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting juga disebut Ananias perlu dilanjutkan dengan memperkuat proses analisis situasi, perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi kegiatan. Sebab aksi konvergensi merupakan salah satu strategi yang dianggap efektif dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
Ia berharap dalam aksi konvergensi I ini dapat terjadi sinergi antara berbagai pelaku kepentingan di kampung dan kelurahan, distrik. kabupaten/kota, provinsi dan pemerintah pusat, sehingga intervensi yang dilakukan dapat lebih terarah dan memberikan dampak yang lebih besar dalam menurunkan stunting di wilayah Kabupaten Mimika.
“Mari kita jadikan kegiatan ini untuk meningkatkan kepedulian dan aksi nyata dalam menciptakan generasi penerus Mimika yang sehat,cerdas, dan berkualitas,” ungkapnya.
Narasumber Tenaga Ahli Percepatan Penurunan Stunting Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Besse Kuti saat di wawancata menyampaikan Pemerintah Kabupaten Mimika saat ini sedang melakukan analisis situasi aksi konvergensi untuk pelaksanaan percepatan penurunan stunting tahun 2025-2029.
Besse menjelaskan bahwa dalam aksi konvergensi percepatan penurunan stunting terdiiri dari empat aksi utama, diantaranya : analisis situasi, penguatan perencanaan, penguatan pelaksanaan dan penilaian minitoring hasil evaluasi. .
Untuk analisis situasi Besse mengatakan yaitu pengumpulan data. Data yang dimaksud Besse yaitu mulai dari data sasaran, data cakupan, dan data pendukung dari tingkat distrik, sampai kabupaten.
“Jadi kegiatan saat ini sedang pengisian data sasaran cakupan layanan tingkat distrik, mulai dari distrik itu sendiri, Puskesmas, dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB),” ungkapnya.
Besse pun menerangkan bahwa dari ketiga layanan ini memiliki sasaran data yang berbeda – beda dalam penginputannya. Untuk di distrik kata Besee contohnya cakupan datanya seperti jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk pada distri itu sendiri.
“Sedangkan dari kesehatan diterangkan Besse memiliki 35 indikator yang diantaranya, mengetahui berapa jumlah balita yang terukur dan berapa jumlah kasus stuntingnya. Serta kendala apa yang terjadi dalam mengidentifikasi penyebab kasus stunting di wilayahnya masing – masing,” tutupnya.