Yayasan Pelita Harapan Kamoro (YPHK) lakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah transit pendidikan Yau Ma’o di wilayah gorong-gorong, Senin (04/03).
Sebelum proses peletakan batu pertama, diawali dengan Ritual adat Kamoro dilakukan oleh orang tua tua suku Kamoro dan Pemberkatan lokasi pembangunan gedung rumah transit pendidikan Yau Ma’o dilakukan oleh Pastor Paroki Katedral Tiga Raja Timika, Ptr. Amandus Rahadat,Pr mengawali proses pembangunan tempat pendidikan non formal bagi anak-anak Kamoro usia sekolah di sekitar gorong-gorong.
Arti kata Yau Ma’O Diambil dari bahasa suku kamoro yang artinya arah menuju terang. Yau Ma’O akan menjadi tempat singgah dan belajar pendidikan non formal untuk anak usia 6-12 tahun.
Tokoh intelektual Suku Kamoro, yang juga sebagai penggagas pilot proyek, Dr Leonardus Tumuka menceritakan bahwa dilokasi pembangunan rumah transit pendidikan Yau Ma’o dulunya adalah sungai yang panjang. Sungai ini menjadi tempat persinggahan perahu orang tua tua suku Kamoro. Sehingga untuk bisa mendirikan bangunan disini, tidak bisa langsung membangun tapi harus diawali dengan ritual adat suku Kamoro.
Leo menceritakan bahwa proses rumah transit ini berawal dari adanya situasi dimana saat orang tua pergi ke laut atau ke kebun, anak-anak pasti dibawah. Sehingga anak-anak tidak pergi ke sekolah.
Akhirnya kita harus bangun, berusaha memfasilitasi pola ini supaya kalau bapak dan mama pergi mencari, anak-anak tinggal disini untuk belajar dan bermain sampai orang tua kembali dari kebun atau mencari. Disini kami akan rawat anak-anak termasuk memperhatikan makan, minum mereka. Sehingga saat dititipkan, anak-anak mendapat pendidikan juga makan. Dengan begitu gizi dan pengetahuan pendidikan anak tercukupi,
Dr Leonardus Tumuka
Leo menambahkan, gagasan ini perlu kerjasama semua pihak, tidak bisa Yayasan jalan sendiri. Yayasan butuh dukungan dari Pemerintah Daerah, aparat TNI-Polri, tokoh masyarakat, Lembaga adat serta para guru.
“Kita bersyukur kita dibantu oleh perusahaan luar negeri bukan dalam negeri. Seharusnya kita lebih semangat lagi. Kekuatan pembangunan, pemberdayaan tidak bergantung dari pihak lain tetapi di kita sendiri, yang lain hanya mendukung. Jadi kalau masyarakat sendiri bisa menggerakan dirinya sendirinya, maka semua orang akan membantu kita. Kalau kita punya gagasan, pikiran dan hati untuk melakukan ini maka orang lain akan sangat membantu kita,
Dr Leonardus Tumuka
Manajemen PT Orica, Trevor Darby memberikan apresiasi kepada Yayasan Pelita Harapan Kamoro yang telah mengambil langkah besar dalam memperhatikan generasi muda, khususnya pendidikan bagi anak-anak Kamoro dan Papua kedepannya.
Tindakan yang dilakukan ini sangat positif bahwa kita semua komitmen mendukung,
Manajemen PT Orica, Trevor Darby
Mewakili PT Freeport Indonesia, Steven Lorenzen, menambahkan kehadiran rumah transit pendidikan Yau Ma’o sebagai solusi untuk menanggulangi kenyataan bahwa banyak anak Kamoro tidak bersekolah karena mengikuti orang tua dalam mencari nafkah.
Tanggung jawab orang tua sangat penting terkait Pendidikan. Jadi dari diskusi saya tau bahwa harapan pak Leo dan tim Yayasan penggagas rumah singgah ini adalah kerja sama, kemitraan antara semua yang ada. Mudah-mudahan peran Gereja masuk kasih semangat dan emosional spiritual kepada anak. Pihak keamanan juga bisa datang untuk kasih pelatihan biar anak-anak semangat,
Steven Lorenzen
Steven juga meminta dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat untuk proses ini, agar mereka dapat cerita rakyat, ingat bahasa Kamoro, leluhur mereka karena ini penting.
Steven berharap yang pasti ini juga harapan PT Freeport Indonesia adalah sama-sama mensukseskan karena ini pilot project dan di Mimika belum ada. Sehingga mari sama-sama sukseskan bersama.
Saya harap semua mendukung program ini, karena masa depan anak Kamoro itu penting. Mereka yang punya wilayah disini. Jadi kita punya tanggung jawab, ayo kita komitmen untuk kemajuan anak Kamoro,
Steven Lorenzen
Yayasan Pelita Harapan Kamoro (YPHK) diketuai oleh Yosep Tumuka.
Rumah Transit Yau Ma’o dibangun dengan konstruksi kayu bertipe modern oleh PT Orica, perusahan yang bergerak dibidang pertambangan.
Proyek ini sendiri diharapkan memberikan peluang pendidikan non formal bagi anak-anak Kamoro usia 6-12 tahun. Direncanakan rumah transit pendidikan akan ada di lima kampung termasuk di kampung Nawaripi. (E84)