By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
CND IndonesiaCND IndonesiaCND Indonesia
  • Daerah
  • Pemerintahan
  • Tanah Papua
    • Papua
    • Papua Barat
    • Papua Tengah
    • Papua Selatan
    • Papua Pegunungan
    • Papua Barat Daya
  • Nasional
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Lainnya
    • Lensa Foto
    • Ekonomi
    • Internasional
Search
  • ADVERTISE
  • ONLINE BESTHot
  • CUSTOMER
  • SERVICES
  • SUBSCRIBE
© 2024 CND Indonesia | All Rights Reserved
Reading: Dugaan Ketidaktertiban Dana Padat Karya di Distrik Wania, Dua Kepala Kampung Minta Transparansi dan Kepemimpinan Kompeten
Font ResizerAa
CND IndonesiaCND Indonesia
Font ResizerAa
  • Daerah
  • Pemerintahan
  • Tanah Papua
  • Nasional
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Lainnya
Search
  • Daerah
  • Pemerintahan
  • Tanah Papua
    • Papua
    • Papua Barat
    • Papua Tengah
    • Papua Selatan
    • Papua Pegunungan
    • Papua Barat Daya
  • Nasional
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Lainnya
    • Lensa Foto
    • Ekonomi
    • Internasional
Follow US
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2024 CND Indonesia | All Right Reserved
CND Indonesia > Blog > Daerah > Dugaan Ketidaktertiban Dana Padat Karya di Distrik Wania, Dua Kepala Kampung Minta Transparansi dan Kepemimpinan Kompeten
Daerah

Dugaan Ketidaktertiban Dana Padat Karya di Distrik Wania, Dua Kepala Kampung Minta Transparansi dan Kepemimpinan Kompeten

16/09/2024
Kepala Kampung Nawaripi, Norman Ditubun (Kaos hitam) dan Kepala Kampung Mawokau Jaya (15/09/2024). Rty / CND indonesia
SHARE

Dua Kepala Kampung di Distrik Wania, Norman Ditubun dari Kampung Nawarpi dan Edyson Rafra dari Kampung Mawokauw Jaya, menyampaikan keprihatinan mereka terkait ketidaktertiban dalam penyaluran Dana Padat Karya tahun 2024. Dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (15/09), mereka mengangkat isu ketidakjelasan proses pencairan dana yang dinilai tidak transparan dan mengarah pada dugaan ketidakberesan, termasuk potensi pungutan tidak resmi.

Norman Ditubun menjelaskan bahwa meskipun program padat karya bertujuan meningkatkan pembangunan di kampung-kampung, pelaksanaannya penuh dengan kendala.

“Saya mendengar dari beberapa rekan bahwa ada ketidakberesan dalam pencairan dana ini. Bahkan, beberapa orang mengatakan bahwa ada yang meminta ‘bagian’ dalam proses tersebut,” ujar Norman.

Ia menambahkan bahwa keterlambatan alokasi dana memaksa pemerintah kampung untuk mencari pinjaman dari pihak luar demi melaksanakan proyek. Hal ini sangat membebani, karena dana tersebut seharusnya langsung digunakan untuk pembangunan.

“Program padat karya ini sebenarnya sangat baik, tapi pengelolaannya tidak tertib. Kami terpaksa berhutang, dan jika pengembalian tidak tepat waktu, kami bisa dianggap menipu masyarakat,” lanjutnya.

Kampung Nawarpi, yang dipimpin oleh Norman, bahkan sudah memulai pekerjaan padat karya meskipun dana belum cair, dan terpaksa meminjam uang dari luar.

“Saya berharap dana ini segera dicairkan, atau setidaknya diberikan uang muka agar kami tidak perlu meminjam dana dari luar,” tegasnya.

Edyson Rafra, Kepala Kampung Mawokauw Jaya, juga mengungkapkan pengalaman serupa. Kampungnya telah menerima alokasi dana sebesar Rp140.000.000,- untuk program padat karya, namun pencairannya ditunda, dan mereka diminta untuk meminjam uang terlebih dahulu.

“Kami sudah meminjam dana, tapi jika pembayaran terlambat, bunga dari pinjaman ini akan terus bertambah. Ini sangat memberatkan,” ujar Edyson.

Advertisements

Edyson juga menambahkan bahwa keterlambatan pencairan dana dipengaruhi oleh masalah internal di tingkat pemerintahan, termasuk konflik terkait pergantian beberapa ketua RT.

“Ada permintaan dari pihak tertentu untuk mengaktifkan kembali ketua RT yang sudah diberhentikan, padahal ketua RT baru sudah mulai bekerja. Ini juga memperlambat pencairan dana,” jelasnya.

Tiga program utama padat karya di Kampung Mawokauw Jaya, yaitu penimbunan jalan lingkungan, pembersihan drainase, dan pembersihan jalan umum, sudah dimulai meskipun dananya belum cair. Ini memaksa pemerintah kampung untuk terus berutang, yang menurut Edyson sangat mengkhawatirkan.

“Kami berharap pemerintah sadar akan beban utang yang harus kami tanggung,” katanya.

Edyson juga menambahkan bahwa beberapa kampung terpaksa menggunakan sebagian dana desa yang seharusnya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur guna menutupi kebutuhan padat karya.

“Jika dana ini tidak segera cair, pembangunan di kampung akan terganggu,” tambahnya.

Norman dan Edyson berharap agar Bupati segera mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka juga meminta agar pemimpin yang ditunjuk di tingkat distrik memiliki kemampuan dan pemahaman mendalam tentang tata kelola pemerintahan.

“Rata-rata kepala kampung bukan sarjana, jadi kami butuh pemimpin yang cerdas dan mampu membimbing kami. Kalau pemimpinnya tidak kompeten, bagaimana kami bisa belajar?” ujar Norman.

Kedua kepala kampung ini mendesak agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan tegas, menjamin transparansi penuh dalam pengelolaan dana, dan menempatkan pemimpin yang berkompeten di lingkungan pemerintahan, demi kelancaran pembangunan tanpa kendala birokrasi yang membebani.

You Might Also Like

Diskominfo Mimika Gelar Rapat Dewan Smart City II, Bupati : Kedepan OPD dan Masyarakat Diundang Untuk Sampaikan Inovasi

DP3AP2KB Mimika Launching dan Seminar Eksekutif GDPK 2025-2045

Disparbudpora Mimika Gelar Lomba Pembuatan Film Pendek Budaya Suku Amungme dan Suku Kamoro

Peringati Hari Masyarakat Adat Internasional Ombudsman Papua Tengah Gelar FGD Satukan Suku Amungme dan Kamoro

Dinkes Mimika Sosialisasi dan PPLK Pada 13 Puskesmas BLUD, Yakobus : Pembentukan BLUD Untuk Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp LinkedIn Copy Link
Previous Article WVI Ditunjuk Sebagai Pelaksana Program PASTI – Papua Untuk Kabupaten Mimika, Nabire Dan Asmat
Next Article Pemkab Mimika Gelar Upacara Bendera Peringati Harhubnas 2024
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ad imageAd image

Stay Connected

248.1kLike
69.1kFollow
134kPin
54.3kFollow

Berita Terbaru

Diskominfo Mimika Gelar Rapat Dewan Smart City II, Bupati : Kedepan OPD dan Masyarakat Diundang Untuk Sampaikan Inovasi
Daerah
DP3AP2KB Mimika Launching dan Seminar Eksekutif GDPK 2025-2045
Daerah
Disparbudpora Mimika Gelar Lomba Pembuatan Film Pendek Budaya Suku Amungme dan Suku Kamoro
Daerah
Peringati Hari Masyarakat Adat Internasional Ombudsman Papua Tengah Gelar FGD Satukan Suku Amungme dan Kamoro
Daerah
CND IndonesiaCND Indonesia
Follow US
© 2025 CND Indonesia | All Right Reserved
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?