By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
CND IndonesiaCND IndonesiaCND Indonesia
  • Daerah
  • Pemerintahan
  • Tanah Papua
    • Papua
    • Papua Barat
    • Papua Tengah
    • Papua Selatan
    • Papua Pegunungan
    • Papua Barat Daya
  • Nasional
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Lainnya
    • Lensa Foto
    • Ekonomi
    • Internasional
Search
  • ADVERTISE
  • ONLINE BESTHot
  • CUSTOMER
  • SERVICES
  • SUBSCRIBE
© 2024 CND Indonesia | All Rights Reserved
Reading: WVI Pelaksana Program PASTI-Papua Latih Agen Perubahan Lokal Mimika dan Asmat Cegah Stunting
Font ResizerAa
CND IndonesiaCND Indonesia
Font ResizerAa
  • Daerah
  • Pemerintahan
  • Tanah Papua
  • Nasional
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Lainnya
Search
  • Daerah
  • Pemerintahan
  • Tanah Papua
    • Papua
    • Papua Barat
    • Papua Tengah
    • Papua Selatan
    • Papua Pegunungan
    • Papua Barat Daya
  • Nasional
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Lainnya
    • Lensa Foto
    • Ekonomi
    • Internasional
Follow US
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2024 CND Indonesia | All Right Reserved
CND Indonesia > Blog > Daerah > WVI Pelaksana Program PASTI-Papua Latih Agen Perubahan Lokal Mimika dan Asmat Cegah Stunting
Daerah

WVI Pelaksana Program PASTI-Papua Latih Agen Perubahan Lokal Mimika dan Asmat Cegah Stunting

Mimika, Papua Tengah

01/02/2025
Pemaparan materi dalam pelatihan peningkatan kapasitas agen perubahan lokal Mimika dan Asmat mengenai pencegahan stunting. Foto : Nelson Napitupulu/CND IndonesiaReporter : Nelson Napitupulu
SHARE

Dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting bagi kelompok masyarakat rentan, Wahana Visi Indonesia (WVI) dalam project PASTI-Papua melakukan pendekatan multifaset, dengan melakukan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader atau Agen Perubahan Lokal Mimika dan Asmat, pada Kamis (30/01/2025) di salah satu Hotel Jalan Cenderawasih, Mimika, Papua Tengah.

Pendekatan multifaset ini dilakukan melalui komunikasi kelompok dan individual dengan memainkan peran penting dalam mempromosikan perilaku gizi yang positif.

Stunting pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (bawah lima tahun), sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya. Hal ini disebabkan karena kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun.

Dengan demikian, periode 1000 hari pertama kehidupan mendapat perhatian khusus. Karena periode ini menjadi penentu optimalisasi pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.

Penjabat (Pj) Bupati Mimika Yonathan Demme Tangdilintin yang diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mimika Frans Kambu mengatakan, persoalan stunting bukan hanya berkaitan dengan akses pangan bergizi dan akses sanitasi yang baik, tetapi juga berkaitan dengan perilaku masyarakat.

“Hal ini secara khusus berkaitan dengan pola konsumsi makanan bergizi seimbang, hidup bersih dan sehat, serta pola pengasuhan dan stimulas,” terangnya.

Ia juga memberitahukan bahwa komunikasi perubahan perilaku merupakan proses interaktif antar individu dan komunitas, untuk membangun perilaku positif sesuai dengan konteks lokal. Sehingga mampu menyelesaikan permasalahan kesehatan di daerah tersebut.

Lanjutnya, terkait agen perubahan yang akan di libatkan yakni dari tenaga kesehatan, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, dan juga anak-anak remaja.

“Remaja berada di garis depan dalam inovasi dan agen perubahan. Banyak inovasi di kembangkan oleh anak muda. Dari mereka-lah inovasi lahir. Karena mereka masih memiliki semangat, idealisme, dan kreativitas tinggi,” kata Frans.

Selain itu, diungkapkan Frans rendahnya pengetahuan remaja tentang stunting, dan dampak yang ditimbulkan di masa yang akan datang, akan menjadikan remaja tidak peduli akan hal tersebut. Untuk itu, kata Frans, maka remaja perlu di berikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun kesadaran akan dampak stunting kedepannya.

“Edukasi lebih efektif dilakukan bersama remaja. Yakni dari remaja, dan untuk remaja,” ungkapnya.

Lebih lanjut Ia juga memberitahukan tentang kesetaraan gender berperan dalam memastikan bahwa perempuan, ibu hamil, dan menyusui memiliki akses yang setara terhadap informasi, layanan kesehatan, dan sumber daya yang mendukung kesehatan tentang gizi mereka.

“Ibu yang memiliki pengetahuan dan akses yang baik tentang gizi dan kesehatan, akan lebih mampu merawat anak – anak mereka dengan baik. Yang berkontribusi pada pencegahan stunting,” ungkapnya.

Kesetaraan akses ini, lanjut Frans, juga berlaku untuk laki – laki. Dimana melalui informasi yang sama, peran bapak sebagai suami diharapkan siaga lebih maksimal dalam menjaga dan merawat keluarganya.

Terkait kebutuhan penyandang disabilitas, Frans Kambu mengatakan bahwa penyandang disabilitas sering kali menghadapi hambatan dalam mengakses layanan kesehatan, atau informasi yang dapat membantu mereka menjaga kesehatan, atau informasi yang dapat membantu mereka menjaga kesehatan dan gizi.

Advertisements

“Pendekatan Gender Equality, Disability and Social Inclusion (Gedsi) memastikan bahwa penyandang disabelitas, baik ibu maupun anak, memiliki akses yang sama terhadap program – program pencegahan stunting, seperti layanan kesehatan yang memadai, nutrisi, dan perawatan.

Di akhir sambutannya Frans mengungkapkan bahwa untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi inklusi sosial memastikan bahwa kelompok – kelompok yang terpinggirkan seperti masyarakat adat, atau keluarga dengan kondisi ekonomi lemah, mendapatkan akses yang sama terhadap layanan kesehatan dan gizi yang memadai.

“Upaya mengatasi ketidaksetaraan sosial ini sangat penting. Karena, keluarga yang hidup dalam kemiskinan atau marginalisas, lebih rentan terhadap stunting,” tutupnya.

Dalam kesempatan yang sama, Senior Program Manager Project PASTI-Papua, Julia Cristine Sagala ketika diwawancarai awak media mengatakan, PASTI-Papua merupakan project yang di dukung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia untuk menangani penurunan angka kasus stunting, dan juga akselerasi pencegahan serta peningkatan status gizi di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Mimika, Kabupaten Nabire, dan Kabupaten Asmat.

Salah satu pendekatan yang dilakukan, disebutkan Julia, adalah mengidentifikasi agen perubahan lokal di kampung – kampung dampingan yaitu, untuk Kabupaten Mimika 10 kampung dan 1 kelurahan. Sementara di Kabupaten Asmat pendampingannya ada 4 kampung.

Lanjut Julia, latar belakang kegiatan pelatihan komunikasi antar personal untuk agen perubahan lokal ini, karena WVI melihat bahwa di level kampung, ada anggaran yang di alokasikan oleh kampung, untuk stunting.

“Kami (WVI) berharap, dengan adanya agen perubahan lokal, mereka bisa menjadi pemonitor. Bagaimana penganggarannya dilakukan. Dan apakah kegitan – kegiatan stunting ini sudah sesuai. Sehingga mereka perlu punya pengetahuan tentang stunting. Bagimana pencegahannya dilakukan. Juga bagamana cara peningkatan status gizinya,” katanya.

Julia berharap, setelah mengikuti pelatihan, mereka (agen perubahan lokal) dapat duduk bersama dengan pemerintah kampung. Dan mereka juga dapat menginformasikan pengetahuan yang mereka miliki.

“Jadi, pelatihan ini berlangsung dari tanggal 30 Januari sampai 02 Februari. Nanti, di Tanggal 02 Februari, akan ada pelatihan praktek di kampung Tipuka. Mereka akan praktek ke masyarakat. Bagaimana teknik komunikasi yang baik untuk mereka dapatkan,” jelasnya.

Selanjutnya, kata Julia, setelah pelatihan ini, WVI juga akan tetap mendampingi mereka (agen perubahan lokal) ini. Agar kami juga dapat mengetahui kendala apa yang mereka temui di lapangan saat melakukan komunikasi, advokasi dan lainnya.

Pelatihan ini juga sebenarnya berkorelasi dengan beberapa kegiatan yang PASTI- Papua telah lakukan beberapa waktu lalu. Yaitu menyusun strategi komunikasi perubahan perilaku stunting untuk Kabupatrn Mimika.

“Kami (PASTI-Papua) sudah melakukan tiga sesi. Dan saat ini akan mendiskusikan dengan Pemerintah Daerah, juga multi stakeholder terkait strategi komunikasi perubahan perilaku stunting . Agar strategi yang di buat menggunakan konteks lokal. Dan juga pesan – pesan yang ditampilkan, mengangkat tantangan – tantangan di lapangan, sesuai dengan yang ada di Kabupaten Mimika.

Lebih lanjut Julia juga menjelaskan bahwa dalam penanganan stunting, komunikasi dengan masyarakat juga menjadi salah satu faktor yang sangat penting. Karena pada dasarnya pencegahan lebih baik dari pada pengobatan.

Namun dijelaskan Julia, jikalau komunikasi kesehatanya belum tersampaikan dengan baik di masyarakat, boleh jadi hasil yang diinginkan tidak akan maksimal. Contoh, bisa saja tenaga kesehatan memberikan informasi kepada masyarakat dengan menggunakan istilah kesehatan, sedangkan masyarakat menginginkan penyampaian yang sederhana dan mudah dimengerti.

“Jadi memang di butuhkan komunikasi yang efektif, dan dapat dipercaya. Yaitu melalui agen perubahan lokal dari masyarakat yang tinggal di tempat itu,” pungkasnya.

You Might Also Like

Pemkab Launching Mimikacenter

Dinkes Mimika Koordinasi Dengan Kemenkes Terkait Obat DHP, Reynold Ubra : Mudah Mudahan Awal Juli Sudah Ada

Kesbangpol Mimika Sosialisasi P4GN Pada ASN Ormas Dan Pelajar

Pemdis Jita Bangun 10 Unit Rumah Layak Huni Lewat Dana Padat Karya Tahun 2025

Pemkab Mimika Gelar Soft Opening MPP, Bupati : Prosesnya Diharapakan Tidak Lebih 15 Menit

TAGGED: Julia Cristine Sagala, Pj Bupati Mimika Yonathan Demme Tangdilintin, Project PASTI - Papua, WVI Program PASTI - Papua

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp LinkedIn Copy Link
Previous Article IKT dan Masyarakat Toraja Mimika Rayakan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Tongkonan
Next Article PWNU Papua Tengah DAN PCNU Mimika Gelar Kick Off Safari Ramadhan 1446 H, Imam Mawardi : Kami Kerjasama Dengan Pendeta Menyiapkan Sahur Gratis
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ad imageAd image

Stay Connected

248.1kLike
69.1kFollow
134kPin
54.3kFollow

Berita Terbaru

Pemkab Launching Mimikacenter
Daerah
Dinkes Mimika Koordinasi Dengan Kemenkes Terkait Obat DHP, Reynold Ubra : Mudah Mudahan Awal Juli Sudah Ada
Daerah
Kesbangpol Mimika Sosialisasi P4GN Pada ASN Ormas Dan Pelajar
Daerah
Pemdis Jita Bangun 10 Unit Rumah Layak Huni Lewat Dana Padat Karya Tahun 2025
Daerah
CND IndonesiaCND Indonesia
Follow US
© 2025 CND Indonesia | All Right Reserved
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?