Ribuan masyarakat Mimika bereuforia mengikuti acara Ibadah Pentahbisan Uskup Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA sebagai Uskup Keuskupan Timika di Gereja Katedral Tiga Raja, Mimika, Papua Tengah (14/05/2015).
Pentahbisan Uskup Keuskupan Timika ini menjadi momen bersejarah bagi seluruh umat Katolik di Tanah Papua. Dimana Uskup Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA yang ditahbiskan merupakan putra asli Papua kedua kelahiran Maybrat, Papua Barat pada 22 Agustus 1969 setelah Mgr. Dr. Yanuarius Teofilus Matopai You yang juga merupakan putra asli Papua yang pertama menjadi Uskup di Keuskupan Jayapura.
Dalam kepemimpinannya di Keuskupan Timika, Uskup Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA memiliki motto “EGO SUM OSTIUM” yang berarti Akulah Pintu.
Dan dalam Karir akademis, Uskup Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA pernah menduduki jabatan sebagai Direktur STFT Fajar Timur Tahun 2023, Superior OSA Keuskupan Manokwari – Sorong Tahun 2010, dan Pengajar di STPK Santo Benediktus Sorong pada Tahun 2007-2012.
Selanjutnya, dalam perjalanan menjadi uskup, Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA ditahbiskan menjadi Imam pada Tahun 2006. Lalu, pada Tahun 2025, Mgr Bernardus Bofitwos Baru terpilih sebagai Uskup di Keuskupan Timika berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang di turunkan Paus Fransiskus pada Maret 2025.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC dalam sambutannya menyampaikan bahwa melalui mendiang Alm Paus Fransiskus, Allah telah memilih seorang Imam Papua yang sederhana dan bersahabat. Serta merangkul dan menebarkan kasih persaudaraan. Sebagaimana diungkapkan saat pengumuman 8 Maret 2025, bahwa Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA merangkul para Imam di depan altar.
“Artinya suatu simbol keterbukaan. Merangkul setiap orang yang akan di gembalakannya,” ucap Ketua KWI.
Mgr. Antonius menjelaskan, bahwa Mgr Bernardus Bofitwos Baru adalah sosok yang sederhama dan kebapakan. Bahkan ditengah kecendrungan banyak orang, termasuk beberapa imam yang bekerja sendiri dan mencari kesenangan sendiri, Mgr. Antonius mengatakan, Mgr Bernardus mengajak semua untuk berjalan bersama.
“Saya kutip sambutan pertamanya Mgr Bernardus. Saya mohon kepada semua, menyatakan sikap saling mendengarkan. Mengedepankan sikap saling mengembangkan dialog dan komunikasi. Serta sikap saling membantu dan bekerja sama membangun Keuskupan Timika,” tutupnya.
Sementara itu, Uskup Keuskupan Timika Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA dalam sambutannya menyampaikan bahwa ada tiga hal yang menjadi prinsip yang menjiwai langkah – langkah pastoral di Keuskupan Timika. Yaitu sikap mendengarkan satu sama lain, sikap terbuka untuk berdialog antara satu sama lain, dan sikap hati yang rela bekerjasama untuk meraih cita – cita bersama Keuskupan Timika.
“Semoga apa yang telah di rintis oleh Alm Mgr. John Philip Saklil dapat kita lanjutkan. Dan yang belum, mari bekerjasama melengkapi untuk melanjutkan impian dan visi Alm Mgr. John Philip Saklil yaitu Tungku Api Kehidupan. Dimana adat, gereja, dan pemerintah adalah mitra untuk membawa damai dan suka cita bagi masyarakat di Keuskupan Timika ini,” jelasnya.
lanjutnya, Mgr Bernardus menerangkan sebagaimana di katakan Filsuf Martin Buber bahwa relasi kita bukanlah seperti relasi antar barang, atau relasi karena ada kebutuhan atau kepentingan. Tetapi di jelaskan Mgr Bernardus relasi kita haruslah relasi karena cinta. Subyek dengan subyek saling membangun relasi demi nilai kemanusiaan, nilai persaudaraan, nilai persahabatan, dan nilai keilahian di dalam diri kita masing – masing. Sehingga kita menjadi pintu bagi satu sama lain.
Sehingga siapapun yang mengalami persoalan dalam hidupnya, dapat menemukan sukacita karena kita membuka diri untuk saling membangun relasi dan dialog. Membangun pengertian dan saling memahami satu sama lain. Serta bekerja sama mewujudkan cita – cita bersama.
“Semoga perayaan hari ini dapat memberi semangat persatuan dan persekutuan sebagai saudara. Mewujudkan misi gereja bersama yaitu damai, sukacita, keadilan, dan keutuhannya,” ungkapnya.
Mgr Bernardus juga berharap kepada setiap umat untuk mengingat, serta selalu membawa namanya dalam setiap doa – doa yang di panjatkan kepada Tuhan. Sebab katanya, bila umat mengingat dirinya, maka umat akan berjumpa dengannya dalam doa.