Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melaui Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mimika menggelar Penyuluhan Ketahanan Keluarga Pada Distrik Mimika Baru, Distrik Wania, dan Distrik Kwamki Narama. Guna membangun Ketahanan Keluarga Dalam Mendukung Tumbuh Kembang Anak Terlantar di Kabupaten Mimika. Kegiatan penyuluhan di lakukan di salahsatu Hotel, Jalan Yos Sudarso, Mimika, Papua Tengah, Rabu (25/06/20250
Tujuan dari penyuluhan ini untuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang pentingnya ketahanan keluarga dalam menjaga dan melindungi anak. Memberikan informasi tentang hak-hak anak dan perlindungan hukum terhadap anak terlantar juga memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua dalam mengelola hubungan emosional dan psikologis dengan anak, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik dan gizi bagi pemulihan anak terlantar.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mimika, Petrus Yumte dalam sambutannya menyampaikan bahwa ada beberapa titik sentral di Timika seperti gorong – gorong dan belakang Gedung Eme Neme Yauware, terdapat banyak anak -anak asli Papua yang putus sekolah. Dan hampir 90 persen anak – anak di Mimika yang tidak sekolah, hidup dijalan, dan makan tidak sehat adalah anak – anak asli Papua, yang menjadi masa depan Mimika kelak.
Pertus pun menjelaskan kondisi saat ini banyak rumah – rumah yang tidak lagi menjadi tempat nyaman bagi anak – anak untuk tumbuh dan berkembang dalam iman. Karena kata Petrus, jikalau iman anak -anak tumbuh dan berkembang kuat dirumah, maka anak – anak akan tinggal hidup baik di dalam rumah.
Keluarga mampu ataupun keluarga yang tidak mampu ungkap Petrus, jika tidak bisa mengurus rumah tangga dengan baik, maka anak – anak tidak akan betah untuk tinggal diam di dalam rumah. Melaikan akan mencari kesenangan diluar rumah.
“Jadi, tidak jaminan orang punya uang anaknya jadi sukses dan hidup baik. Dan tidak ada jaminan juga orang susah anaknya gagal. Semua tergantung pada kita. Jadi, mari kita bangun keluarga yang bersandar pada Tuhan,” tegasnya.
Dahulu di terangkan Petrus, dikampung – kampung itu, Gereja memiliki peran yang sangat besar dalam membangun manusia yang bermartabat melalui pendidikan. Sehingga, saat itu anak – anak di kampung – kampung wajib bersekolah agar mendapat pendidikan.
“Tetapi sekarang orang asli Papua yang anaknya tidak sekolah, tidak dipermasalahkan,” katanya.
Pemerintah dalam hal ini dijelaskan Petrus akan selalu hadir untuk mengintervensi dan mendukung dalam pendidikan anak. Namun, pemerintah juga tidak dapat melakukannya secara all out. Sebab kata Petrus tidak mungkin orang dinas datang menjemput anak – anak dari rumah ke rumah.
“Maka dari itu, melalui penyuluhan ketahan keluarga ini, saya berharap peserta yang hadir pada kegiatan ini dapat menjadi mitra pemerintah untuk menyelamatkan anak – anak Timika yang putus sekolah,” pungkasnya.
Semetara itu, narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bagian Pusat Pelayana Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Kristin Yoku menyampaikan bahwa program kader perduli anak dari Dinsos ini sangat penting. Sebab, kader – kader ini bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Kristin menjelaskan bahwa situasi dan kondisi di Timika saat ini sedang tidak baik – baik saja. Hal ini di katakan Kristin karena banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak yang telah ditangani P2TP2A.
Walaupun P2TP2A telah melakukan upaya preventif dalam pencegahan kekerasan seksual pada anak, namun Kristin mengungkapkan sebagian besar pelaku – pelaku kekerasan seksual pada anak ini di dominasi oleh orang – orang terdekat korban.
“Biasanya pelakunya orang terdekat korban. Bisa bapak kandung atau orang dalam rumah yang sudah dipercaya,” ungkap Kristin.
Kristin berharap orang tua dapat membangun komunikasi, dan peka terhadap situasi dan kondisi anak. Sebab menurutnya memberikan perhatian penuh dan membangun komunikasi yang baik pada anak dapat meminimalisir terjadinya tindak kekerasan seksual pada anak.
Peran serta masyarakat dalam membangun kesadaran untuk peka dan perduli terhadap anak – anak terlantar dan yang tidak lagi memiliki orang tua juga sangat diharapkan.
‘Saya berterimakasih. Dan sangat mendung relawan kader perduli anak yang merupakan perpanjangan tangan P2TP2A dalam menyuarakan informasi terkait pelayana dan perlindingan anak kepada masyarakat,” tutupnya